Sabtu, 21 Maret 2009

waspada akan pelihara kucing !


Memelihara kucing di rumah tentu ada risiko tertular beberapa jenis penyakit. Satu yang paling harus diwaspadai, bila membawa penyakit toxoplasma. Ini sejenis parasit yang hidup di usus kucing. Maka parasitnya berpotensi menulari lewat tinja kucing.

Karena tinja kucing berceceran di sekitar rumah, maka parasit juga berpotensi tersebar di sekitar permukaan tanah, lantai, dan pekarangan rumah. Parasit juga melekat pada bulu, mulut, dan wadah bekas makan kucing. Itu wilayah yang perlu diwaspadai.

Parasit dalam usus kucing ini juga bisa hidup di tubuh manusia. Maka kita sebut penyakit hewan yang bisa juga pada manusia atau zoonosis. Berdekatan hidup dengan kucing berisiko tertular parasit ini. Tentu tidak semua kucing membawa parasit ini. Hanya kucing yang tertular saja yang menjadi sumber penular.

Bukan hanya kucing. Bisa juga anjing, kambing, sapi, kerbau, atau hewan apa saja yang tertular parasit ini. Biasanya hewanyang merumput. Kambing dan kerbau mendapatkannya setelah makan rumput yang sudah tercemar parasit ini. Kotoran kucing yang berceceran terbawa kaki kucing ke rumput yang kemudian dimakan kambing atau hewan pemakan rumput lainnya.

Parasit dalam bentuk kiste yang masuk ke tubuh kambing atau pemakan rumput yang tercemar parasit akan tumbuh di dalam daging. Maka hati-hati makan daging kambing, kerbau, atau sapi setengah matang, jika ternyata ternak tersebut mengidap toxoplasmosis.

Bagi bayi, toxoplasma sama risikonya dengan pada orang dewasa.

Namun kelak pada kaum Hawa, parasit ini menimbulkan masalah bila sedang hamil positif toxoplasma. Tahunya berpenyakit, dari pemeriksaan darah di laboratorium, kedapatan positif toxoplasma. Kehamilan dengan toxoplasma berakibat anak cacat dalam kandungan, kalau bukan anak mati. Maka sebaiknya tidak hamil dulu kalau positif toxoplasma.

Ada jenis penyakit lain yang dibawa kucing, berupa penyakit cacing. Tapi tidak lebih berbahaya dibanding toxoplasma. Cara mencegah agar tidak tertular, dengan menjaga kebersihan. Selain kebersihan lingkungan rumah, juga kebersihan perorangan, khususnya tertib mencuci tangan. Parasit dari sekitar rumah mudah melekat pada jemari tangan. Bila makan tanpa membasuh tangan dengan sabun sampai bersih, maka penularan toxoplasma berlangsung melalui jemari tangan ini.


Selengkapnya...

anda punya burung kakaktua? inilah cara melatih bicara pada burung kakatua


Burung kakatua dari Afrika dan burung beo dari Sumatra terkenal pandai bicara. Tapi jangan salah tafsir, tidak ada jaminan sama sekali bahwa apabila kita membeli burung maka burung tersebut akan menjadi bagian dari keluarga dan kelak dapat bicara. Melatih burung kakatua bicara memerlukan rasa kasih sayang, kesabaran, dan konsisten. Burung yang masih kecil pada umumnya jauh lebih mudah dilatih dari pada burung yang sudah besar. Kasih sayang
Hampir semua binatang peliharaan memerlukan perhatian dan kasih sayang dari majikannya. Perhatian dan kasih sayang ini akan dibalas olehnya misalnya ditunjukkan pada saat si majikan akan pergi dari atau pulang ke rumah. Sebaliknya apabila si majikan tidak memperhatikan atau menunjukkan kasih sayangnya maka merekapun tidak akan peduli terhadap apa yang diinginkan oleh majikannya. Dengan demikian diperlukan kesungguhan tanpa syarat untuk menerima mereka apapun hasilnya apakah nantinya mereka akan bicara atau tidak. Burung kakatua disamping pintar juga terkenal sangat sensitif. Konon mereka dapat mempengaruhi Anda apabila mereka telah mengenal Anda.

Kesabaran
Seperti halnya melatih anak kecil untuk belajar berbicara, maka diperlukan kesabaran. Latihan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan janganlah membuat target waktu yang pada akhirnya hanya akan menjadi beban berupa kekecewaan apabila harapan ternyata tidak terwujud.

Perasaan kecewa juga dapat menimpa si burung kecil yang punya perasaan sensitif. Siapa tahu ketidaktaatan pada perintah adalah sebagai reaksi karena kecewa pada sikap Anda. Hendaknya selalu diingat bahwa bagaimanapun seekor burung tidak mungkin dapat disamakan dengan anak kecil yang dalam suatu periode waktu tertentu sudah dapat berbicara.

Konsisten
Methode pelatihan harus dilakukan secara konsisten dan disertai dengan ketulusan. Setiap perkataan atau phrase yang diajarkan harus ditunjang oleh arti atau tanda yang membedakannya dari perkataan yang lain. Sebagai contoh, pada waktu matahari terbit secara rutin dan berulang-ulang ucapkanlah "Selamat pagi" dan pada waktu matahari terbenam ucapkanlah "Selamat malam". Dari perbedaan waktu pagi dan malam si burung akan menyadari perbedaan arti dari ke dua perkataan tersebut. Janganlah dicampuradukkan yang akan membuat dia menjadi bingung. Contoh-contoh yang lain adalah:
• Katakan "Mandi dulu!" pada saat dia akan dimandikan dan jangan mengatakan kata itu apabila tidak akan dimandikan.
• Katakan "Ada tamu" pada saat menerima tamu, atau katakan "Sepi sekali" apabila tidak ada orang.
• Katakan "Mau brokoli?" saat dia dikasi makan brokoli. Apabila dia tidak mau makan dan makanan tersebut dikeluarkan lagi katakan "Tidak mau?", atau apabila terus disimpan didekatnya katakan "Buat nanti ya!"
• Katakan "Selamat tinggal" pada waktu mau pergi lama misalnya pergi bekerja dan apabila akan segera kembali katakan "Sebentar nanti kembali".

Sebelum mahir benar janganlah diajak dulu bercanda, misalnya menawarkan makanan tapi tidak jadi diberikan. Sebaiknya dihindarkan hal-hal yang menjurus atau akan menyebabkan dia mengeluarkan kata-kata jorok seperti menempatkannya di dekat kamar mandi. (IRS 24 November 2001)

Nah sekian tip tentang "Melatih bicara pada burung kakatua". Selamat melatih dan semoga berhasil!


Selengkapnya...